pH saliva dalam rongga mulut sangat dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi, ketika pH saliva turun dibawah 5,5 proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang larut dan membuat lubang pada gigi, demineralisasi merupakan suatu keadaan dimana kristal-kristal gigi mengalami kehilangan mineral, jika pH didalam mulut naik diatas pH 5,5 maka ion-ion kalsium dan fosfat akan kembali ke permukaan gigi sehingga terjadilah remineralisasi. Salah satu penggunaan rimpang kencur sebagai bahan baku pembuatan jamu beras kencur mengandung zat antibakteri minyak atsiri yang berupa sineol, borneol dan kamfer. Selain itu rimpang kencur secara In Vitro memiliki efek antibakteri terhadap Lactobacillus acidophilus yang merupakan bakteri penyebab karies gigi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah jamu beras kencur dapat menaikkan pH saliva serta pengaruh meminum jamu beras kencur terhadap pH saliva wanita usia 20-25 tahun di Studio Senam Putri I Pondok Kopi Jakarta Timur. Metode Penelitian yang digunakan adalah Experimen dengan menggunakan rancangan desain kelompok study kasus tunggal (One group pre test and post test). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 sampel dan diambil secara Purposive Sampling. Analisa data dilakukan dengan analisa univariat dan analisa bivariat, uji normalitas Shapiro wilk, dan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian uji statistik rata-rata pH saliva sebelum meminum jamu beras kencur adalah 6,8 dengan kriteria normal dan sesudah meminum jamu beras kencur 6,4 dengan kriteria asam ini menunjukkan adanya penurunan pH saliva kemudian uji Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada pH saliva saat sebelum dan sesudah meminum jamu beras kencur hasil nilai Sig. 0,000 kurang dari 0,05 (p