Wabah Corona Virus Disease (COVID-19) terjadi pertama kali di Wuhan, China pada 12 Desember 2019. Virus disebabkan dari kelelawar yang diduga sebagai reservoir utama untuk transmisi virus. Kedokteran gigi merupakan salah satu paling erat dengan aerosol atau tetesan. Sejak dinyatakan sebagai pandemi global, setiap negara yang terdapat kasus COVID-19 menerapkan berbagai kebijakan untuk memutus rantai penularan dan menekan jumlah kasus. Kebijakan yang diterapkan antara lain adalah physical distancing, melarang masyarakat untuk berkumpul, pembatasan fasilitas umum, dan transportasi umum. Kunjungan klinik gigi atau rumah sakit sangat dianjurkan kecuali dalam keadaan darurat. Pemerintah merekomendasikan penggunaan teledentistry untuk melakukan diagnosis, pengobatan, dan pemantauan penyakit. Pemanfaatan teledentistry dinilai efektif dan efisien, pada era new normal baru saat ini adanya pengembangan aplikasi dan sistem pengelolaan layanan teledentistry berstandar tinggi guna mendukung pelayanan. Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran peran teledentistry dalam pelayanan gigi dan mulut pada era new normal di Indonesia. Metode Penelitian: Observasi, dilakukan pada tahun 2022. Penelitian ini menggunakan kuesioner daring yang disebarkan menggunakan media sosial. Hasil Penelitian: Penggunaan teledentistry di masa new normal yaitu 50 responden. Kelompok usia 20-45 tahun paling banyak menggunakan teledentistry sekitar 25 orang dengan 50%. Jenis kelamin perempuan yang memiliki tingkatan penggunaan teledentistry sebanyak 21 orang dengan 42%. Penelitian ini terdapat
10 kombinasi pertanyaan yang dapat berasosiasi secara signifikan dalam gambaran peran teledentistry dalam pelayanan gigi dan mulut kepada masyarakat selain jenis kelamin dan umur. Kesimpulan: penggunaan teledentistry dapat meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam masa new normal. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap masyarakat.