Masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya halitosis merupakan bau mulut pada saat seseorang mengeluarkan nafas pada saat berbicara. Halitosis disebabkan pada saat rongga mulut kita kering seperti saat berpuasa, stress, makan makanan yang berbau khas, dan karena faktor buruknya kebersihan gigi dan mulutnya. Tindakan seperti scaling, polishing tambalan, sikat gigi, dan floshing serta pembersihan lidah pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan plak dan mengurangi jumlah bakteri untuk meningkatkan kebersihan mulut sehingga bau mulut dapat dikurangi. Dengan menjaga oral hygiene, aktivitas bakteri dapat ditekan sehingga halitosis dapat berkurang. Tujuan Penelitian: Mengetahui Gambaran Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Halitosis dengan Metode Self Assessment di Lingkungan Masyarakat Perum Griya Bukit Permata, Bogor. Metode Penelitian: Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Dari populasi sebanyak 200 orang, diambil sampel sebanyak 30 responden dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan lembar visual analogue scale. Analisis data berbentuk analisis univariat. Hasil Penelitian: Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap halitosis berdasarkan umur menunujukkan usia 26-35 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik terbanyak dengan 7 responden (50% dari 14), dan 17-25 tahun paling sedikit dengan 1 responden (10% dari 10). Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan memiliki tingkat pengetahuan lebih baik dengan 9 responden (56,25% dari 16), dibanding laki-laki dengan hanya 2 responden (14,29% dari 14). Berdasarkan tingkat halitosis, level bau (0-3) memiliki tingkat pengetahuan lebih baik dengan 6 responden, daripada level positif bau (4-10) dengan 5 responden dari total 30 responden Kesimpulan: Masyarakat Perum Griya Bukit Permata memiliki tingkat pengetahuan sedang terhadap kesehatan gigi dan mulut serta memiliki tingkat halitosis hanya bau, bukan positif bau.