Penelitian ini mengkaji pengaruh faktor sosio-demografi, literasi kesehatan mulut, dan pengalaman karies gigi terhadap kualitas hidup masyarakat Suku Baduy. Penelitian ini menyoroti tantangan yang dihadapi masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi, yang disebabkan oleh keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan, ketergantungan pada praktik tradisional, dan kurangnya pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar. Tujuan Penelitian: Untuk menganalisis bagaimana faktor sosio-demografi, literasi kesehatan mulut, dan pengalaman karies gigi memengaruhi kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Suku Baduy. Metode Penelitian: Menggunakan desain cross-sectional dengan 50 responden yang dipilih secara accidental sampling, data dikumpulkan melalui kuesioner OHL-AQ14nadaptasi dari Journal Of Investigative and Clinical Dentistry dan kuesioner OIDP adaptasi dari Jurnal Vojnosanitetski Pregled. Analisis dilakukan dengan uji normalitas dan Spearman correlation untuk mengevaluasi hubungan antar variabel. Hasil Penelitian: Literasi kesehatan mulut yang rendah secara signifikan memengaruhi kualitas hidup, dengan korelasi negatif (r = -0.327, p = 0.020). Pendidikan menunjukkan hubungan yang sangat kuat dengan kualitas hidup (r = 1.000, p = 0.000). Ditemukan hasil analisis pengalaman karies pada Masyarakat Suku Baduy Luar dengan indeks ICDAS menunjukkan mayoritas responden mengalami karies pada kode 1 (100%), diikuti kode 2 (88%) dan kode 3 (62%). Sementara itu, kelompok tanpa karies sebagian besar berada pada kode 4 (52%) dan kode 5 (68%). Uji Spearman correlation menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara pengalaman karies dan kualitas hidup (r=0.161, p=0.263). Kesimpulan: Penelitian ini menyoroti dampak signifikan dari literasi kesehatan mulut dan pendidikan terhadap kualitas hidup masyarakat Suku Baduy. Ditemukan prevalensi tinggi karies gigi, yang menekankan perlunya peningkatan pendidikan kesehatan mulut dan intervensi untuk memperbaiki praktik perawatan gigi dan kesejahteraan secara keseluruhan.