Latar Belakang : Fenomena bruxism dan Gangguan sendi Rahang Temporomandibular telah mempengaruhi dunia termasuk Indonesia namun di Indonesia angka kejadian bruxism belum diketahui secara pasti. Tujuan: Mengetahui gambaran penderita kebiasaan buruk bruxism dan gangguan sendi temporomandibular. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan sampel secara quota sampel dengan 50 jumlah sampel. Hasil Penelitian: Hasil penelitian di dapatkan sebanyak 70% responden mengalami bruxism dan 60% responden mengalami gangguan sendi rahang temporomandibular. Kesimpulan: Terdapat lebih banyak pasien yang menderita kebiasaan buruk bruxism dan gangguan sendi rahang temporomandibular dibandingkan dengan pasien yang normal.