Menurut Riskesdas, proporsi masalah gigi pada anak kelompok usia 5-9 tahun terdapat 33,60% kasus gigi hilang karena dicabut atau tanggal dengan sendirinya. Upaya pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut melalui kader posyandu, terapis gigi dan mulut juga bisa membantu dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan gigi setiap 6 bulan sekali melalui penyuluhan dan bekerja sama dengan puskesmas setempat Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran pengetahuan orang tua pada masa pergantian gigi susu dengan gigi permanen terhadap posisi gigi pada anak usia 5-12 tahun di RS Mitra Keluarga Depok. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan teknik Consecutive sampling dengan mengambil 30 subjek penelitian. Hasil Penelitian : Sebanyak 15 orang tua berpendidikan SLTA atau 49,5%, 5 orang tua berpendidikan D3 atau 16,5% dan 10 orang tua berpendidikan S1 atau 33%. Pengetahuan orang tua diperoleh pengetahuan baik sebanyak 17 orang atau 56,1%,pengetahuan sedang sebanyak 13 orang atau 43,9% dan 0% untuk pengetahuan buruk. Kelainan posisi gigi pada anak berdasarkan kondisi gigi didapati hasil dengan posisi normal sebanyak 12 orang atau 39,9% dan malposisi sebanyak 18 orang atau 59,9% Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian pendidikan orang tua tidak mempengaruhi kondisi kelainan gigi pada anak melainkan pengetahuan orang tua yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kelainan posisi gigi anak.