Alat kedokteran gigi harus dilakukan sterilisasi setelah habis pakai, karena akan ada banyak bakteri yang menempel. Beberapa pemrosesan alat habis pakai, yang sering kita jumpai yaitu sterilisator dan Desinfeksi Tingkat Tinggi dengan teknik rebus (boiling). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas sterilisasi alat kedokteran gigi dengan sterilisator dan teknik rebus (boiling). Desain penelitian yaitu menggunakan deskriptif dengan cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu instrumen kaca mulut yang telah digunakan. Teknik sampling menggunakan accidental sampling. Pemberian nomer pada instrumen kaca mulut diberikan sebelum ditempelkan pada bidang BAP. Kemudian alat-alat tersebut dicuci dan disterilisasi. Jumlah sampel adalah 20 instrumen yang dibagi menjadi 10 alat dengan dry heat sterilisator dan 10 alat dengan teknik rebus menggunakan boiling desinfektor. Alat yang sudah steril ditempelkan pada bidang BAP. BAP diinkubasi selama 1x24 jam di laboratorium mikrobiologi RSPAD Gatsoe. Setelah masa inkubasi selesai, bakteri yang tampak pada BAP diukur dengan penggaris dan dicatat. Rata-rata diameter bakteri yang tampak pada alat sebelum disterilkan dengan dry heat sterilisator yaitu 25,1 mm dan sesudahnya menjadi 1 mm. Sedangkan rata-rata diameter bakteri pada alat sebelum diproses dengan teknik rebus (boiling) yaitu 25,7 mm dan sesudah nya menjadi 17,8 mm. Dari hasil penelitian yang didapat menunjukkan sterilisasi dengan dry heat sterilisator lebih efektif dalam memproses alat kedokteran gigi habis pakai dibanding DTT teknik rebus (boiling).