Kebiasaan buruk merupakan perbuatan manusia, yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama. Sedangkan kebiasaan hidup yang terjadi dalam rongga mulut adalah Oral Habits. Bruxism merupakan suatu kebiasaan berupa kontak kuat antara permukaan oklusal gigi seperti menggertakkan, menggesekkan dan mengerotkan gigi-gigi (grinding), dan mengatupkan rahang atas dan rahang bawah dengan kuat (clenching) yang dilakukan secara tidak sadar. Bruxism juga dapat memperngaruhi kualitas hidup melalui berbagai macam masalah pada gigi seperti gigi atrisi, keretakan gigi, dan masalah pada otot dan sendi temporomandibular. Penanganan penderita bruxism dapat dilakukan bermacam-macam sesuai dengan faktor penyebabnya. Penanganan yang dapat dilakukan beberapa diantaranya adalah : Psychoterapy, Physicaltherapy, dan pemberian obat-obatan maupun dengan mouthguard. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan buruk bruxism pada pasien klinik gigi Itjen Kementerian Agama. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jumlah sampel 36 responden, data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil Penelitian: Berdasarkan jenis kelamin didapatkan sebanyak 23 responden perempuan (64%) lebih tinggi daripada laki-laki. dan berdasarkan kelompok usia dewasa awal 26-35 tahun (53%) terbanyak menderita bruxism. Kesimpulan: penderita kebiasaan buruk bruxism pada pasien klinik gigi Itjen Kementerian Agama dengan jumlah sampel 36 responden, terdapat responden perempuan (64%) lebih tinggi dibandingkan responden laki-laki (36%). Dan dengan hasil (53%) yang berusia dewasa awal (26-35 tahun) lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan usia dewasa akhir (36-45 tahun).